Minggu, 11 Januari 2015

Laporan Akhir stukrtur hewan



Laporan  Akhir
STRUKTUR HEWAN
Disusun oleh

Kelompok III

UNIT I

logo iain.jpg



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2013/2014


PERCOBAAN : I
I.          Judul Praktikum             : Pengamatan anatomi mamalia
II.       Tanggal Praktikum         : 7 Mei 2014
III.   Tujuan Praktikum          : Untuk memperhatikan struktur dan bagian-bagian
dari sistem otot,sistem cerna, sistem pernafasan, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem saraf, dan sistem peredaran darah. 

IV.    Dasar Teori                      :
Mamalia adalah vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang yang tubuhnya ditutupi oleh bulu-bulu, pada mamalia mempunyai kelenjar susu (glandula mamae). Anggota gerak depan mamalia dapat termodifikasi untuk berlari, untuk menggali lubang, untuk berenang, dan lain-lain, sedangkan pada jari-jarinya terdapat kuku yang dilapisi oleh zat tanduk, cakar yang tajam.[1]
Mamalia adalah kelompok yang tertinggi dari dunia hewan istilah untuk mamalia berhubungan dengan kelenjar mamae (kelenjar susu) pada hewan betina untuk menyusui anaknya. Pemeliharaan anak oleh induknya merupakan perkembangan yang sangat tinggi pada kelas ini dan mencapai klimaknya pada spesies manusia. Bermacam-macam mamalia hidup diberbagai habitat, mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis, dari laut sampai ke hutan-hutan yang paling lebat dan gurun pasir yang paling kering.[2]
Mamalia merupakan kelompok terbesar dan tertinggi dari kingdom animalia. Mamalia mencakup tikus, monyet, paus, kelelawar, kucing, manusia, dan bentuk kehidupan lain. Disamping kelompok besar dari spesies langka. Semuanya kurang lebih ditubuhnya tertutupi oleh adanya bulu atau rambut dan berdarah panas. Beragam jenis mamalia hidup diberbagai bentuk habitat dari daerah kutub sampai kegurun atau hutan.[3]
Sel darah merah atau eritrosit pada hewan mamalia memikili diameter rata-rata 7,5 m, dan memiliki peranan di dalam  penganngkutan oksigen ke jaringan. Sel-sel ini merupakan cakram yang yeng berbentuk bikonkaf dengan bagian pinggiran sirkuler yang tebal. Bagian cakram tersebut memiliki permukaan yang relative luas unutuk melakukan pertukaran oksigen yang melintasi membrane sel.[4]
Kondisi hiperglikemik pada hamster China (Cricetus griseus) dapat menyebabkan kerusakan struktur endometrium, dapat mengakibatkan meluasnya sel epitel pada lumen dan degenerasi membrane sitoplasma, sehingga dapat menyebabkan terjadinya atrropi sel-sel uterus dan akumulasi lipid. Pada tikus hiperglekemik terjadi atropi folikel disebabkan oleh adanya akumulasi lipid yang ditandai dengan adanya degenerasi jaringan sehingga mengakibatkan terjadinya depresi pada fungsi ovarium.[5]

V.      Alat dan Bahan  :
A.    Alat
1.      Nampan bedah
2.      Pinset
3.      Gunting
4.      Pisau
5.      pentul

B.     Bahan        
1.      Marmut (Cavia cobaya)
2.      Cloroform atau eter

VI.        Cara Kerja                   :
1.      Dimasukkan tikus ke dalam stoples kemudian dimasukkan kapas yang telah dibubuhi cloroform atau eter ke dalam stoples tadi dan ditutupi rapat-rapat.
2.      Dipaku keempat kakinya pada papan bedah. Diangkat kulit tikus dengan pinset dengan hati-hati, diguntinglah kulit  dimulai dari planum medianus dari celah kaki belakang hingga keregio sub mandibularis dan dari celah kaki belakang gunting pula kearah ujung dari extremitas posterior. Dengan digunakan pinset atau pisau selanjutnya ditanggalkan kulit dari tubuhnya. Dengan membuang kulit yang kita tanggalkan tadi maka dilihat susunan sistem otot. Digambar susunan sistem ototnya.
3.      Dibuka dinding perut secara hati-hati dengan membuang sayatan dari celah extremitas posterior hingga keregio thoracalis. Kaki depan direntangkan sehingga cor  dapat terlihat dengan jelas. Digambar semua jeroan yang nampak diperhatikan bentuk dan warnanya. Digambar susunan organisasi dari semua sistem yang disebutkan di atas.












VII.     Hasil Pengamatan        :
Gambar : Morfologi marmut
Keterangan

1.      Caput
2.      Caulicula
3.      Organum
4.      Nares
5.      Cavum oris
6.      Fimbricae
7.      Digiti
8.      Truncus
9.      Caudal
10.  Ektremitas anterior
11.  Ekstremitas posterior
Gambar : Anatomi marmut
Keterangan

1.      Cavum oris 
2.      Nares
3.      Organum
4.      Laring
5.      Trakea
6.      Paru-paru
7.      Ventrikel
8.      Hati
9.      Lambung
10.  Limpa
11.  Usus besar
12.  Usus halus
13.  Vesica urinaria
14.  Anus


Gambar : Sistem Pencernaan
Keterangan


1.      Mulut
2.      Lambung
3.      Esophagus
4.      Usus besar
5.      Usus halus
6.      Anus







Gambar : Sistem pernafasan
Keterangan


1.      Hidung
2.      Trakea
3.      Paru-paru











Gambar : Sistem sirkulasi
Keterangan


1.      Aorta
2.      Bilik kiri
3.      Bilik kanan
4.      Serambi kiri
5.      Serambi kanan








Gambar : Sistem urinasi
Keterangan


1.      Ginjal
2.      Ureter
3.      Kantung kemih
4.      Uretra
5.      Anus









Gambar Pembanding
Gambar : Morfologi marmut
Klasifikasi
Kingdom  : Animalia
Filum        : Chordata
Subfilum  : vertebrata
Kelas         : Mamalia
Subkelas   : Placentalia
Ordo          : Rodentia
Subordo    : Simplicidatata
Famili        : Cavidae
Genus        : Cavia
Spesies       : Cavia cobaya



Gambar : Anatomi marmut
Gambar : Sistem pernafasan

Gambar : Sistem Urinaria



VIII.  Pembahasan                 :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa mamalia memilki karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vertebrata lain. Ciri utama dari mamalia adalah adanya kelenjar susu, yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk anakanya. Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasca) dan kelenjar keringat (sudorifera). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada stadium tua seperti pada paus. Mamalia bersifat endotermis karena memilki mekanisme internal pengontrol suhu tubuh.
Marmut (Cavia cobaya) termasuk mamalia yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah jari kaki mempunyai cakar, kuku dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah serta loncat. Tubuh marmut terdiri daricaput (kepala), cervix (leher) dan truncus (badan), ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan 4 digiti (jari), ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan 5 digiti (jari) dan caudal (ekor).
Sistem pernapasan marmut terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli dan paru-paru. Trakea disokong oleh cincin-cincin rawa yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan napas. Pangkal dari trakea berupa rongga yang disebut laring. Cabang dari trakea adalah bronchus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi yang terdapat dalam rongga pleural, selaput yang membungkusnya disebut pleural.
Sistem pencernaan marmut terdiri dari cavum oris, disini marmut mempunyai gigi taring dibagian depannya yaitu bagian atas dan bawah. Marmut juga memiliki gigi geraham. Faring merupakan persimpangan jalan makanan dan jalan respirasi. Bila makanan melalui lubang ini akan ditutup oleh klep anterior yang disebut epiglottis. Oesophagus merupakan pipa musculusyang sempit sebagai lanjutan dari faring. Ventriculus merupakan kantong sebagai lanjutan dari oesophagus. Intestinum merupakan saluran berkelok-kelok yaitu tempat penyerapan zat-zat makanan setelah mengalami penambahan yang terakhir. Sterusnya colon, rectum merupakan usus terakhir dan dari sini kotoran dikeluarkan melalui anus.
Sistem genitalia marmot jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididimis terdiri dari caput, corpus, dan cauda epididimis. Ductus defferens berupa saluran berjalan di sebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermaticus yang terdapat pada batang penis. Terdapat sepasang papilla mamae dan muara glandula mamae di antara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mamae tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan pirenium pada bagian belakang penis yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekukan ini merupakan tempat bermuaranya kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis.
Fertilisasi pada marmut  terjadi secara internal. Testis terkandung dalam saku krotal.perkembangan embrio terjadi di dalam uterus. Plasenta marmut  terbentuk dari persatuan antara korion dan allantois. Lama kandungan (gestasi) 30 hari. Mungkin sampai ada 10 buah yang terjadi simultan. Marmut  dewasa secara seksual berumur 3 bulan. Marmut  terkenal karena sistem reproduksinya yang betina berevolusi segera setelah senggama sehingga pembuahan terjamin. Selain itu marmut  betina mempunyai sistem reproduksi yang istimewa yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak sekaligus karena memiliki rahim ganda. Pembuahan pada rahim yang 1 tidak menghalangi ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Gejala ini di sebut superfetasi dan meskipun langka dianggap cukup sering terjadi.
Organ ekskresi pada marmut yaitu berupa sepasang ginjal (unipapila) yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas peritonium. Cairan urin akan keluar dari masing-masing ginjal ke bawah melalui pembuluh ureter dan ditampung sementara dalam vesika urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan keluar melalui pembuluh uretra.
Sistem otot Pada mamalia ada 3 macam otot, yaitu: otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot lurik memiliki miofibril yang tampak memantulkan cahaya berselang-seling, gelap terang berjejer teratur membentuk seperti pita vertikal terhadap poros otot, sehingga disebut otot lurik. Sel otot polos berbentuk gelendong. Sel bertetangga yang dihubungkan dengan junctional compleks, sekeliling sel ada selaput jaringan pengikat endomisium. Otot jantung dibina atas otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot. Terdapat pada jantung. Persyarafan : autonom, tak dibawah kesadaran atau kemauan (involunter).

IX.        Kesimpulan                  :
1.      Mamalia umumnya memiliki kelenjar susu.
2.      Tubuh marmut terdiri daricaput (kepala), cervix (leher) dan truncus (badan), ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan 4 digiti (jari), ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan 5 digiti (jari) dan caudal (ekor).
3.      System pernapasan marmut terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli dan paru-paru.
4.      Marmut  terkenal karena sistem reproduksinya yang betina berevolusi segera setelah senggama sehingga pembuahan terjamin.
5.      Sistem otot Pada mamalia ada 3 macam otot, yaitu : otot lurik, otot polos dan otot jantung.

PERCOBAAN : II
I.         Judul Praktikum               : Pengamatan Anatomi Amphibi
II.      Tanggal Praktikum           : 14 Mei 2014
III.   Tujuan Praktikum            : Memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari
sistem otot, sistem cerna, sistem pernapasan, sistem urinasi, sistem reproduksi, sistem saraf dan sistem peredaran darah 

IV.    Dasar Teori                       :
            Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tidak ada yang hidup di air laut) dan di darat. Sebagian mengalami metamorphosis dari berudu (aquatic bernapas dengan insang) kedewasa (bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amphibia tetap mempunyai insang selama hidupnya.[6]
            Amphibian merupakan kelompok pertama diantara chordata yang hidup diluar air. Beberapa karakteristik baru membuat amphibia dapat beradaptasi untuk hidup di darat, seperti kaki dari pada sirip, lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut, paru-paru untuk menghirup udara dan organ indra yang berfungsi di air dan di darat. Amphibia memiliki peran kecil di alam, walaupun beberapa spesies memiliki jumlah individu yang berlimpah.[7]
            Katak (Rana sp.) termasuk hewan yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan seperti populasi air, perusakan hutan atau pun perubahan iklim, karena kepekaan mereka terhadap lingkungan. Maka keberadaan mereka dapat dijadikan indicator perubahan lingkungan. Keberadaan lingkungan yang dapat tampak secara jelas turunnya keanekaragaman katak asli hutan, yaitu jenis-jenis katak yang hanya dijumpai di hutan.[8]
            Masa berudu ampbihi hidup diperairan. Pada fase berudu bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernapas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan kedaratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama-kelamaan menghilang. Pada anura tidak ditemukan leher gerak dengan cara melompat.[9]
            Sebahagian besar amphibi ditemukan dihabitat yang lembab seperti rawa-rawa dan hutan, bahkan amphibi yang telah beradaptasi terhadap habitat yang telah kering masih menghabiskan banyak waktunya didalam liang atau di bawah dedaunan yang lembab, yang tingkat kelembabannya tinggi. Amphibi umumnya sangat bergantung pada kulitnya yang lembab untuk pertukaran gas dengan lingkungan.[10]  


V.     Alat dan Bahan               :
A.    Alat                           
1.      Nampan bedah
2.      Pinset
3.      Pentul
4.      Pisau
5.      Gunting
B.     Bahan 
1.      Katak (Rana sp.)
2.      Chloroform atau eter





VI.   Cara Kerja                       :
1.      Dimasukkan katak ke dalam stoples kemudian dimasukkan kapas yang telah dibubuhi cloroform atau eter ke dalam stoples tadi dan ditutupi rapat-rapat. Ditunggu beberapa menit sehingga katak itu mati dan baru dikerjakan, dikeluarkan katak dari dalam toples dan diletakkan punggungnya di atas papan (bak seng). 
2.      Dipaku keempat kakinya pada papan tadi. Diangkat kulit katak dengan pinset dengan hati-hati, digunting kulit tadi dimulai dari planum medianus, dari celah kaki belakang hingga keregio sub mandibularis dan dari celah kaki belakang gunting pula kearah ujung dari extremitas posterior. Dengan digunakan pinset atau pisau selanjutnya ditanggalkan kulit dari tubuhnya. Dengan dibuang kulit yang kita tanggalkan tadi dilihatl susunan sistem otot. Digambar susunan sistem ototnya.
3.      Dibuka dinding perut secara hati-hati dengan membuang sayatan dari celah extremitas posterior hingga keregio thoracalis. Kaki depan direntangkan sehingga cor  dapat terlihat dengan jelas. Digambar semua jeroan yang nampak diperhatikan bentuk dan warnanya. Digambar susunan organisasi dari semua sistem yang disebutkan diatas.

VII.           Hasil Pengamatan        :
Gambar : Morfologi katak
Keterangan


1.      Kepala
2.      Mata
3.      Oris
4.      Ekstremitas anterior
5.      Ekstremitas posterior
6.      Digiti
7.      Trunkus


Gambar : Sistem pencernaan
Keterangan


1.      Mulut
2.      Kerongkongan
3.      Hati
4.      Pangkreas
5.      Empedu
6.      Lambung
7.      Usus halus
8.      Usus besar
9.      Ginjal
10.  Kloaka



Gambar : Sistem peredaran darah
Keterangan


1.      Atrium kiri
2.      Atrium kanan
3.      Ventrikel










Gambar : Sistem Reproduksi (jantan)
Keterangan


1.      Testis
2.      Vas deferns
3.      Kloaka









Gambar : Sistem reproduksi (betina)
Keterangan


1.      Ovarium
2.      Oviduk
3.      Uteus
4.      Kloaka










Gambar Pembanding
Gambar : Morfologi Katak
Klasifikasi
Kingdom  : Animalia
Filum       : Chordata
Subfilum   : Vertebrata
Kelas        : Aphibia
Ordo        : Anura
Family    : Radinae
Genus      : Rana
Spesies    : Rana sp.
Gambar : Anatomi katak
Gambar : Sistem pencernaan

Gambar : Sirkulasi
Gambar : Reproduksi

VIII. Pembahasan                 :
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa amphibia merupakan hewan vertebrata yang hidup didua tempat, yaitu di darat dan di air. Salah satunya adalah katak yang termasuk kedalam ordo anura. Ciri-ciri katak adalah bertubuh licin dan memiliki kaki lebih panjang dari kodok.
Sistem pernapasan pada katak (Rana sp.) yaitu pada saat berudu (kecebong) katak bernapas dengan insang, terdiri atas 3 (tiga) pasang insang luar yang terletak dibelakang kepalanya. Insang luar terdiri dari lembaran-lembaran yang mengandung banyak kapiler darah. Pada saat dewasa, katak bernapas menggunakan berupa dua kantung kecil berdinding tipis dan elastic yang banyak mengandung kapiler darah, yaitu paru-paru yang berhubungan dengan rongga mulut melalui sebuah lubang yang glottis, selanjutnya menuju ke bronkus dan ke bronkiolus dan masuk ke paru-paru dan diparu-paru terjadi pertukaran gas dan .
Katak (Rana sp.) oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru, kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karna tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Katak (Rana sp.)Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Paru-paru didalamnya terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran tertutup dan peredaran ganda. Sistem pencernaan pada katak sudah sempurna terdiri dari mulut, gigi, esophagus, lambung, usus halus, usus besar dan kloaka. Makanan dari mulut masuk ke lambung melalui esophagus (kerongkongan), di dalam lambung makanan dicerna dan kemudian masuk ke usus halus dan selanjutnya ke usus besar. Di usus besar zat makanan diserap dan sisa makanan akan dikeluarkan melalui kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. 
Sistem otot pada katak terdiri dari otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot polos dan otot jantung bekerja secara involunter, sedangkan otot lurik bekerja secara volunteer. sistem urinaria pada katak terdiri dari ginjal yang terletak di kedua sisi columna vertebralis. Ginjal tersebut dibungkus oleh lapisan lemak perirenal dan lemak paru-paru. Dari ginjal kemudian menuju ke ureter, lalu selanjutnya berakhir di vesica urinaria. Ureter berfungsi untuk mengeluarkan urine ke vesica urinaria. Sedangkan vesica urinaria berfungsi sebagai tempat penyimpanan urine dan mendorong urine keluar dari tubuh, yang selanjutnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistem reproduksi pada katak jantan terdapat sepasang testis. Dari testis menuju ke saluran vasadiferensia yang bermuara pada kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada katak betina terdiri dari sepang ovarium yang terdapat di bagian belakang rongga tubuh. Pada saat masa kopulasi (perkawinan), pada ovarium terdapat ovum yang menuju saluran oviduk, serta membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur tersebut akan dieluarkan melalui kloaka dari tubuh katak tersebut.

IX.             Kesimpulan                :
1.      Katak pada masa pra dewasa bernafas dengan menggunakan insang, sedangkan pada masa dewasa bernafas dengan menggunakan paru-paru.
2.      Sistem peredaran darah pada katak yaitu sistem peredaran darah ganda dan tertutup.
3.      Sistem otot pada katak terdiri dari otot polos, otot lurik dan otot jantung.
4.      Sistem urinaria pada katak terdiri dimulai dari ginjal → ureter → vesica urinaria → kloaka.
5.      Katak jantan mempunyai sepasang testis, sedangkan katak betina mempunyai ovum.







PERCOBAAN : III
I.              Judul Praktikum         : Jaringan Epitel
II.           Tanggal Praktikum     : 17 Mei 2014
III.        Tujuan Praktikum      : Untuk memperhatikan struktur epitel pipih banyak
lapis yang mengalami kornifikasi (stratified squamous cornified epithelium).

IV.        Dasar Teori                  :
Kulit manusia adalah lapisan luar dari tubuh manusia. Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari pathogen luar yang menyerang. Kulit terdiri dari jutaan sel kulit, sel kulit manusia dapat mengalami kematian dan selanjutnya mengelupas dan digantikan dengan sel kulit yang baru tumbuh. Sel kulit manusia yang masih hidup akan terlihat lebih cerah, sedangkan sel kulit mati akan terlihat lebih gelap.[11]
Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu kulit ari (epidermis atau kutikula) dan kulit jaringan (dermis atau korium). Kulit epidermis terdsusun atas epithelium berlapis, dan terdiri dari sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua bagian yang jelas, yaitu lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan tanduk merupakan lapisan terluar yang tersusun atas sel-sel mati dan dapat mengelupas setiap saat, serta pada lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.[12]
Jaringan epitel mempunyai dua jenis penyusun dan dua fungsi, yaitu pertama dapat tersususn di dalam lembaran setebal satu atau dua lapisan, menutupi permuaan tubuh atau melapisi rongga-rongga tubuh untuk membentuk kulit pembungkus atau membrane pembatas. Kedua, jaringan epitel tersusun berkelompok dalam tali (cord) padat, tibula atau folikula, yang telah berkembang sebagai cabang dari lembaran epitel dan berfungsi khusus untuk sekresi, serta penyerapan atau pembuangan.[13]
Sel-sel epitel dapat berbentuk pipih, kubus atau batang, dan dapat teratur di dalam suatu lapisan atau sejumlah besar lapisan, serta dapat mempunyai rambut halus atau siliu pada permukannya. Berdasarkan sifat structural tersebut, epitel dapat dibagi dalam beberapa kelompok. Epitel pipih (skuama) terdiri atas sel pipih yang tipis seperti ubin. Epitel kuboid yang terdiri atas sel-sel yang berbentuk kubus dan menyerupai dadu.[14]
Mikosis kulit atau disebut juga dengan “ring worm” disebabkan oleh 3 genus jamur, yaitu Macrosporum, Tricophyton dan Epidermophyton. Jamur-jamur ini menyerang permukaan tubuh yang terkeratinisasi seperti kulit pada tubuh, kulit yang berambut seperti pada kepala, serta pada kuku. Namun, jamur ini tidak menginfeksi ke jaringan kulit yang lebih dalam. Infeksi sekunder oleh bakeri pada saat serangan jamur terjadi karena kekebalan tubuh menurun akibat infeksi yang sedang terjadi.[15]

V.           Alat dan Bahan            :
A.   Alat
1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup

B.  Bahan
1.      Kulit
2.      Pewarna HE

VI.        Cara Kerja                   :
1.      Lapisan epitel tersebut digambar dan diberi nama di bagian-bagiannya.
2.      Diidentifikasi variasi bentuk sel mulai dari lapisan basal sampai ke permukaan bebas.
3.      Dikornifikasi sel yang mengalami degenerasi inti dan sitoplasma.

VII.     Hasil Pengamatan        :
Gambar         : Lapisan Epidermis
Pembesaran   : 10 x 40
Keterangan


1.      Stratum Corneum
2.      Stratum lucidum
3.      Stratum granulosum
4.      Stratum spinosu
5.      Stratum basalis







Ganbar Pembanding
Gambar : Lapisan epidermis
Gambar : Lapisan epidermis

VIII.       Pembahasan              :
Berdasarkan hasil dari pengamatan, dapat diketahui bahwa jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstra selnya, sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh, serta menutupi permukaan tubuh, dan jaringan epitel ini juga sering disebut dengan epitel penutup. Epitel penutup juga dijumpai pada berbagai kelenjar dan disebut juga dengan epitel kelenjar. Akan tetapi sel-sel epitel juga akan mampu berploriferasi menjadi sel kelenjar, seperti pada kelenjar folikel berambut.
Ciri-ciri khas dari jaringan epitel diantaranya sel-selnya tertaut rapat yang hanya dihubungkan oleh substansi interselur yang disebut desmosom. Tidak mempunyai pembuluh darah atau limfe. Tidak mengadung serabut, serta pada umumnya terdiri atas membrane basal atau lamina basalis. Membrane basalis memiliki struktur lebih tebal daripada lamina basalis. Lamina basalis memiliki serabut kolagen dan sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Epitel dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan jumlah lapisannya. Menurut bentuknya, jaringan epitel terbagi menjadi tiga, yaitu skuamosa atau pipih (gepeng), kuboid dan kolumner atau silindris. Jaringa epitel skuamosa atau pipih dibagi menjadi dua, yaitu epitel pipih selapis dan epitel pipih banyak lapis. Jaringan epitel kuboid dibagi menjadi epitel kuboid selapis dan epitel kuboid banyak lapis. sedangkan jaringan epitel kolumner atau silindris dibagi menjadi epiter kolumner (silindris) selapis, epitel kolumner (silindris) banyak lapis, serta epitel kolumner (silindris) banyak baris.
Fungsi dari jaringan epitel adalah sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis fisik maupun secara kimiawi. Sebagai organ eksteroseptor yang mampu menerima ransangan dari luar. Sebagai alat ekskresi untuk membuang sisa hasil metabolisme. Sebagai alat osmoregulasi, membantu respirasi, sebagai alat gerak, sebagai alat nutrisi, sebagai alat absorsi dan membantu pembentukan vitamin D serta provitamin D melalui bantuan sinar matahari.
Epitel berlapis banyk pipih yang terdapat pada daerah epidermis kulit. Adapun bagian-bagian yang diamati dari lapisan epidermis, yaitu stratum basalis atau stratum germinativum. Stratum ini dibangun oleh sel-sel basal yang berbentuk silindris atau kubus yang bertubpu pada membrane basal, lapisan ini juga ditandai dengan aktivitas mitosis yang tinggi. Stratum spinosum, yang dibangun oleh sel-sel berbentuk kubus polygonal atau sedikit gepeng dengan inti yang terletak di tengah. Sitoplasma memiliki tonjolan-tonjolan yang berisi filament yang menyerupai spina atau duri.
Stratum granulosum ditandai dengan adanya 3-5 lapisan sel-sel polygonal gepeng yang intinya terletak di tengan dan sitoplasmanya mengandung protein yang kaya akan histidin. Stratum lusidum biasanya terdapat pada kulit yang tebal yang terdiri atas lapisan tipis, sel-selnya berbentuk pipih, organel-organel dan inti sudah tidak ada. Sedangkan stratum korneum terdiri atas sel-sel pipih yang menunduk tanpa inti dan sitoplasmanya tidak mengandung karatin.

IX.             Kesimpulan                :
1.      Jeringan epitel mempunyai sel-sel dengan susunannya yang rapat.
2.      Jaringan epitel menuru bentuk dibagi menjadi jaringan epitel skuamosa (pipih), jaringan epitel kuboid dan jaringan epitel kolumner (silindris).
3.      Jaringan epitel berfungsi sebagai alat proteksi dari pengaruh mekanis fisik maupun kimiawi.
4.      Stratum granulosum memiliki inti di tengah dan sitoplasma mengandung protein.
5.      Stratum korneum terdri dari sel-sel pipih tanpa inti.







PERCOBAAN : IV
I.          Judul Praktikum             : Gigi
II.       Tanggal Praktikum         : 28 Mei 2014
III.    Tujuan Praktikum          : Untuk memperhatikan struktur histologi gigi

IV.    Dasar Teori                      :
Gigi manusia terdiri dari 20 gigi susu dan 32 gigi permanen. Gigi-gigi itu bervariasi, diantara mereka dalam bentuk, ukuran, dan jumlah puncak (cusp) serta akar, akan tetapi tiap gigi tertentu mempunyai sifat-sifat morfologi mereka sendiri. Jaringan keras gigi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu mahkota yang dilapisi oleh email dan merupakan bagian gigi yang biasanya terlihat, dan akar yang merupakan bagian gigi yang terletak di dalam gusi serta ternanam di dalam bagian lekuk gigi.[16]
Gigi terdiri atas sebuah mahkota yang menonjol di atas gusi atau gingival, dan satu atau lebih akar gigi yang tertanam di dalam lubang di dalam tulang maksila atau mandibula. Batas antara mahkota dan akar gigi disebut serviks. Gigi mempunayi rongga sentral kecil atau rongga pulpa yang bentuknya kurang lebih sesuai dengan bentuk luar gigi. Rongga ini menjepit ke bawah sampai ke akar sebagai kanalis-kanalis radiks sempit, yang berhubungan dengan membrane periodontal melalui foramen apical pada ujung akar.[17]
Di dalam rongga mulut terdapat gigi yang terdiri dari dua macam, yaitu gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung mulai tumbuh pada anak-anak yang berumur 6 – 7 bulan. Pada umur 2½ tahun gigi pada anak-anak sudah berjumlah 20buah, yang biasa disebut juga dengan gigi susu. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada anak yang berumur 6 – 18 tahun dengan jumlahnya mencapai 32 buah. Gigi lengkap terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham (molare), serta 12 gigi geraham (premolare).[18]
Periodontalis kronis merupakan salah satu penyakit peradangan pada jaringan periodontal yang disebabkan terutama oleh bakteri spesifik pada bagian subgingiva, dan berlanjut ke struktur jaringan penyangga gigi yaitu sementum, ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Kejadian ini mengakibatkan hilangnya perlekatan pembentukan paket periodontal, migrasi patologis yang dapat menimbulkan diastema dan kegoyangan gigi yang dapat berakibatkan tanggalnya gigi.[19]
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi-mulut yang banyak diderita oleh masyarakat, yaitu sebesar 4 – 5% penduduk menderita penyakit periodontal periode lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang serta lepas. Salah satu penyebab terjadinya penyakit periodontal ini adalah disebabkan oleh adanya karang gigi atau kalkulus. Penyakit periodontal ini juga sudah banyak dijumpai pada anak-anak yang berusia muda.[20]

V.      Alat dan Bahan              :
A.    Alat
1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
B.     Bahan        
1.      Gigi taring 

VI.        Cara Kerja                   :
1.      Digambar struktur gigi yang meliputi carona dengan lamella enameli (pita Retzius dan Schreger) dan dentin dengan lamella dentinalis, cervix dan pulpa dentin.

VII.     Hasil Pengamatan        :
Gambar           : Gigi taring
Pembesaran   : 10 x 40
Keterangan


1.      Email
2.      Gingival
3.      Dentin
4.      Mahkota
5.      Lamella dentinalis
6.      Pulpa
7.      Servix
8.      Akar
9.       
Gambar          :
Pembesaran   : 10 x 40
Keterangan

1.      Pita terang
2.      Pita gelap









 Gambar Pembanding
Gambar : Gigi



VIII.  Pembahasan                 :
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa gigi merupakan bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Gigi memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyak makan. Ada 4 macam gigi yang terdapat di dalam mulut, yaitu diantarnya gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil, serta gigi geraham.
Gigi seri merupakan gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan. Gigi taring merupakan gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk mengoyak makanan. Gigi geraham kecil merupakan gigi yang mempunyai dua akar yang berfungsi untuk mengilas dan menguyah makanan. Gigi geraham merupakan gigi yang memiliki tiga akar yang berfungsi untuk melumat dan mengunyah makanan.
Gigi terdiri dari dua bagian besar, yaitu bagian yang tertanam di dalam gingival yang disebut dengan akar gigi (root). Sedangkan bagian yang menonjol di atas gingival disebut mahkota gigi (cown). Tempat peralihan dari mahkota ke akar gigi disebut leher gigi (servix). Rongga sentral yang terdapat pada gigi disebut rongga pilpa. Gingiva merupakan jaringan yang menutupi bagian servikal gigi dan tulang alveolar. Gingival terbagi atas gingival bebas, gingival cekat, serta gingival interdental.
Gigi tersusun atas jaringan ikat khusus yang mengalami kalsifikasi yang disebut dengan dentin. Di daerah mahkota gigi dentin diselaputi oleh jaringan yang keras yang disebut dengan email. Dentin merupakan bahan utama dari gigi, dentin juga mengelilingi pilpa gigi. Dentin pada gigi sangat peka terhadap panas, dingin, asam, serta trauma. Email merupakan komponen gigi tang paling keras, karena mengandung banyak kalsium. Email mempunayi struktur yang berbentuk prisma yang disebut dengan prisma gigi.

IX.        Kesimpulan                  :
1.      Gigi berfungsi untuk merobek dan mengonyah makanan.
2.      Gigi terbagi menjadi empat macam, yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil, serta gigi geraham.
3.      Gigi terdiri atas akar, mahkota, servix, pulpa, dentin, serta email.
4.      Gingival terbagi atas gingival bebas, gingival cekat, serta gingival interdental.
5.      Gigi tersusun atas jarinagn ikat.
PERCOBAAN : V
I.       Judul Praktikum             : Kelenjar       
II.    Tanggal Praktikum         : 17 Mei 2014
III. Tujuan Praktikum          : Untuk nmemperhatikan bagian-bagian dari glandula
sublingualis
IV. Dasar Teori                      ;
Kelenjar lidah merupakan salah satu komponene dalam sistem pencernaan. Kelenjar ludah menghasilkan sekreta berupa air luda yang berfungsi membantu membasahi dan melunakkan makanan yang kering, media untuk memecahkan dan mengencerkan bahan makanan, menpertahankan pH dalam rongga mulut, memecah karbohidrat dan sebagai zat anti bakteri.[21]
Kelenjar sublingualis terletak di bawah lidah, salurannya (duktus rinuvus), menuju lantai rongga mulut. Selaput rongga mulut mengandung kelenjar kecil lainnya disebut kelenjar bukkal. Semua kelenjar menghasilkan air ludah (saliva), untuk membasahi makanan, kira-kira 1600 cc saliva disekresikan setiap hari lebih dari 99% saliva terdiri dari air, sisanya terdiri dari garam urea, lendir, loikarbonat, lisozim, saliva yang ditelan akan diabsorpsi kembali.[22]
Saliva dihasilkan dalam mulut oleh kelenjar ludah parostis, submandibularis dan sublingualis, saraf sekretomotornya merupakan serat-serat parasimpatik yang berhubungan dengan saraf otot. Pembentukan saliva dipelajari dengan memasukkan koteler halus pada saluran ludah. Rangsangan untuk pembentukan saliva adalah adanya makanan dalam mulut, melihat, mencium, dan memikirkan makanan. Kegiatan parasimpatik yang menimbulkan sekresi saliva yang berasal dari nukleus salivatonus temperior dan inferor yang terletak diformasion retikularis pada pons dan mandula oblongata.[23]
Kelenjar ludah yang terbesar adalah glandula parotis yang terletak di bawah tulang pipi di depan telinga. Sebagian dari kelenjar ini terletak di sebelah luar tulang rahang bawah menutupi m. messeter dan sebagian lagi terletak di sebelah dalam tulang itu. Hubungan yang demikian erat dengan tulang rahang bawah menimbulkan rasa nyeri pada waktu menguyah makanan jika terjadi radang atau infeksi pada kelenjar ini. Saluran keluar kelenjar ini bermuara di depan mahkota gigi molar kedua atas.[24]
Penyakit kelenjar tiroid (kelenjar gondok) termasuk penyakit yang sering ditemukan di dalam kehidupan masyarakat. Hipertiroid merupakan salah satu penyebab penyakit kelenjar tiroid, ini merupakan salah satu penyakit hormone yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah penyakit diabetes.[25]

V.    Alat dan Bahan               :
A.    Alat
1.      Mikroskop

B.     Bahan      
1.      Kelenjar sublingualis (SD-22)


VI. Cara Kerja                      :
1.      Digambar bagian-bagian dari glandula sublingualis ini yang meliputi acinus (sel-sel acianus, sel-sel mioepitel, serous semilunaris, duktus intralabularis dan interlobularis.

VII.    Hasil Pengamatan        :
Gambar         : Kelenjar saliva mukos
Pembesaran   : 10 x 40
Keterangan


1.      Glndula
2.      Inti sel
3.      Bagian basal sel

















Gambar         : Sel serous
Pembesaran   : 10 x 40
Keterangan

1.      Inti sel
2.      Bagian basal
3.      Lumen











Gambar Pembanding
Gambar: Kelenjar
Gmabar: Ductus inter loburalis


VIII. Pembahasan                 :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa kelenjar sistem pencernaan manusia adalah kelenjar ludah, pangkreas dan hati dan organ penyimpanan, kantong empedu dengan manusia sebangai contohnya makanan yang dimakan melalui saluran pencernaan dan melihat lebih rinci apa yang terjadi pada makanan itu masing-masing pengolahan disepanjang saluran pencernaan itu.
Kelenjar memiliki bagian-bagian seperti mokosa , lobulus, duktus interlobus, duktus intrabularis dan adanya septa, jika bentuknya yang pekat itu yang dinamakan sorus dan warna bening itu dinamakan mukosa kelenjar saliva, yang memproduksi kelenjar saliva  sejenis cairan bersifat viscous. Saliva yang mengandungenzim pencernaan seperti piyalin atau amilase dan maltosa,. Saliva mempunyai fungsi diantarannya membasahi dan lubrikan rongga mulut, membersihkan rongga mulut  dari bahan-bahan seluler dan bahan makanan yang mengandung bakteri, membersikan makanan agar lebih lunak dan licin, sehingga mudah ditelan dan mencernakan karbohidrat.
Kelenjar saliva ada yang bersifat serous dan mukos, kelenjar serous lumen asianusnya lebih sempit. Inti sel sekresinya bulat dan terletak dibagian tengah se, sel sekresi beraspek lebih gelap karena mempunyai banyak ribosom terutama pada bagian basalnya. sel serous sangat positif bereaksi dengan perwarnaan sedangkan mukos lumennya lebih lebar. Kapiler diantara sel-sel sekresi jarang dijumpai, inti sel gepeng terletak dibasal sel sitoplasmanya beraspek lebih cerah, karena glanulannya tidak banyak dengan perwarnaan mewujudkan bahwa granula sel-sel serous bewarna merah sedangkan pada mukos bewarna biru.
Kelenjar serous dan mukos terdapat pula campuran keduannya yang disebut kelenjar campuran, kelenjar campuran ini terdapat pada manusia dan hewan. Biasanya sel-sel campuran tersebut berbentuk bulan sabit biasanya disebut serous semilunaris. Kelenjar subligunalis merupakan kelenjar tubula asiner bercabang termasuk kelenjar campuran, tetapih tidak mempunyai asini semata-mata dibentuk oleh sel-sel serous. Pada kelenjar ini sel-sel mukos lebih dominan, sel-sel serous membentuk semilunar pada asini mukos.

IX. Kesimpulan                      :
1.      Kelenjar pencernaan manusia adalah berupa kelenjar ludah
2.      Bagian-bagian kelenjar yaitu mukosa, lobulus, duktus interlobus, duktus introlabulansi dan septa.
3.      Kelenjar saliva bersifat serous dan mukos
4.      Kelenjar sublungualis merupakan kelenjar tubulo asiner bercabang termasuk kelenjar campuran.
5.      Sel serous sangat positif bereaksi dengan pewarnaan, sedangkan sel mukos lumennyan lebih lebar.








PERCOBAAN: VI
I.              Judul Praktikum         : Lidah
II.           Tanggal Praktikum     : 17 Mei 2014
III.        Tujuan Praktikum      :  Untuk memperhatikan bentuk dari papilla dan otot
Lidah

IV.        Dasar Teori                 :
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan ransangan rasa dari benda-benda yang masuk kedalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam, dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indera pengecap ini. Bagian lidah depan, berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis atau bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit.[26]
Lidah berfungsi sebagai indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi daerah yang peka terhadap rasa-rasa yang berbeda (manis, pahit, asin, dan asam). Alat pengecap untuk rasa pahit terletak pada lidah bagian samping, bagian untuk rasa asin, serta bagian belakang untuk rasa masam. Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus, dan nyeri.[27]
Secara garis besar lidah dibagi atas dua bagian yaitu 2/3 bagian depan (yang disebut apeks) dan 1/3 bagian belakang (yang disebut dorsum). Bagian depan lidah sangat fleksibel dan bekerjasama dengan gigi dalam pengucapan huruf-huruf. Bagian tersebut juga membantu untuk menggerakkan makanan kessegala arah saat sedang menguyah. Lidah juga mendorong makanan kepermukaan kunyah gigi sehingga gigi dapat mengilasnya.[28]
Pengecap rasa pada lidah adalah taste buds. Taste buds mengandung pori-pori atau dikenal sebagai taste pare yang mengandung mikrofili yang membawa sel gustatory yang akan diselimuti oleh berbagai cairan kimiawi. Mikrofili merupakan reseptor permukaan bagian rasa. Teste buds mengandung beberapa reseptor rasa, yaitu rasa masam, asin, manis, pahit, dan umami. [29]
Bagian lidah terdiri dari apeks linguae, korpus linguae dan radiks linguae. Apeks linguae (ujung lidah) berbentuk ssempit dan pipih berhadapan dengan gigi inasifus bawah. Korpus linguae terdiri dari margolateralis (tepi lidah yang berhadapan dengan gigi) dan dorsum linguae (permukaan kranis dari korpus dan radiks yang berhadapan dengan palatum dan orofarins serta fascis interior (permukaan bawah lidah yang menghadap kedasar mulut) dihubungkan ke mandigula oleh musculus gerfiagiasus.[30]

V.           Alat dan Bahan              :
A.      Alat                                   
1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca penutup
B.       Bahan                   
1.      Lingua (sd-s)
2.      Pewarna HE
3.       
VI.        Cara kerja                       :
1.        Digambar struktur umum dari lingua yang meliputi papilla valata yang dikelilingi oleh papillae (epitel pipih banyak lapis noncornificatum, gamma gustatoria didinding salcus papillae, glandula serosa diantara serabut otot).
2.        Diperhatikan jenis sel yang lainnya (sel gustatoria dan sel basalis), dan diberi nama masing-masing bagian.

VII.     Hasil Pengamatan           :
Gambar            : Lidah
Pembesaran      : 10 x 40
Keterangan


1.    Papilla filiformis












Gambar pembanding
Gambar: Lidah


VIII.   Pembahasan                   :
            Berdasarkan hasil dari pengamatan dapat diketahui bahwa lida merupakan bagian tubuh yang penting. Lidah berfungsi sebagai alat indera pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon asin, asam, pahit, serta rasa manis. Selain itu, lidah juga berfungsi unutk mendorong makan, mengaduk makanan, membolak-balik makanan, merasakan kasar dan lembutnya makanan, serta melumatkan makanan.
            Lidah tersusun atas sekumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan cara mengunyah dan menelan. Lidah sebagian besar terdiri dari otot intrinsik dan otot ektrinsik. Otot intrinsik merupakan otot yang melakukan semua gerakan halus. Sedangkan otot eksrinsik merupakan otot pengkait antara lidah pada bagian-bagian disekitarnya dan melaksanakan gerakan kasar pada saat mengunyah dan menelan makanan.
            Lidah dibangun oleh suatu struktur yang disebut dengan kuncup pengecap (tast buds). Pada lidah lebih kurang terdapat 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di permukan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tojolan-tonjolan lidah yang disebut dengan papilla. Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang berbentuk memanjang serta memiliki mikrovili. Pada mikrovili teradapat reseptor molekul protein yang dapat menyebabkan otak dapat mengenal 5 rasa pengecap dasar, yaitu rasa manis, rasa asin, rasa pahit, rasa masam, serta rasa umami.
            Selaput lendir (membrane mukosa) lidah selalu lembab dan ketika waktu sehat akan berwarna merah jambu, bagian permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi oleh papilla-papila. Papilla terdiri dari tiga jenis, yaitu papilla filiformis, papilla sirkumvata, serta papilla fungiformis. Papilla filiformis berbentuk seperti benang halus dan jumlahnya banyak, serta tersebar di seluruh permukaan lidah. Terdapat di dalam dinding papillae sirkuvalata dan fungiformis yang berfunsi untuk menerima rasa sentuhan daripada rasa pengeap yang sebenarnya. Papilla sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun berjejer membentuk huruf V yang terletak di bagian belakang lidah yang berjumlah 8 – 12 buah. Papilla ini mengandung kelenjar mukos dan serous, serta juga banyak terdapat putik pengecap. Papilla fungiformis berbentuk seperti jamur dan terletak di bagian ujung dari sisi lidah.
            Lidah terdiri atas beberapa bagian-bagian, diantaranya yaitu bagian ujung atau tepi, bagian samping, bagian pinggir, serta bagian belakang. Bagian ujung atau tepi lidah digunakan untuk mengecap rasa manis. Bagian samping lidah digunakan untuk mengecap rasa masam. Bagian pinggir lidah digunakan untuk mengecap rasa asin. Sedangkan bagian belakang lidah digunakan untuk mengecap rasa pahit.

IX.        Kesimpulan                     :
1.        Lidah berfungsi sebagai alat indera pengecap.
2.        Lidah tersusun atas otot intrinsik dan otot ektrinsik.
3.        Lidah dibangun oleh suatu struktur yang disebut dengan kuncup pengecap (tast buds).
4.        Papilla yang ada pada lidah manusia terdapat tiga jenis yaitu papilla filiformis (berbentuk benang), papilla volatae (bentuk huruf v), dan papilla fungiformis (berbentuk jamur).
5.        Lidah terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian ujung, bagian samping, bagian pinggir, serta bagian belakang.









PERCOBAAN : VII
I.          Judul Praktikum                       : Pengamatan Anatomi Aves
II.      Tanggal Praktikum                    : 21 Mei 2014
III.   Tujuan Praktikum                     : Untuk memperhatikan struktur dan bagian-
bagian dari sistem otot, sistem cerna, sistem pernafasan, sistem urinasi, sistem reproduksi, sistem syaraf dan sistem peredaran darah.
IV.   Dasar Teori                                 :
            Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mamalia, dalam hal ini unggas tidak mempunyai gigi guna mencegah makan secara fisik. Lambung kelenjar (khemis) pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventikulus dan mulut terdapat pelebaran kerongkongan, yang disebut dengan tembolok. makanan disimpan untuk sementara waktu di dalam tembolok, kemudian makanan tersebut dilunakkan sebelum menuju ke proventikulus. Dari proventikulus, makanan menuju ke ventrukulus atau empedal.[31]
            Sistem respirasi dimulai dari lubang hidung yang terletak pada paruh yang dihubungkan ke narres interna di atas rongga mulut. Glotis yang seperti celah, di lantai faring, terhubung ke kerongkongan yang panjang dan fleksibel atau yang disebut dengan trakea, yang diperkuat oleh lengkung tulang rawan. Kotak suara atau siring di dasar trakea mengandung pita suara muscular. Kemudian menuju ke bronkus, baru lalu menuju ke paru-paru.[32]
            Fertilisasi terjadi secara internal, serta tidak mempunyai organ kolulasi khusus. Hanya mempunyai satu ovarium di sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat albumin dan cangkang di dalam oviduk. Buruung muda yang barun menetas berada di dalam kondisi yang sangat lemah, yang disebut dengan kondisi altresial.[33]
            Sistem peredaran darah pada burung berupa sistem peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah tertutup. Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbon dioksida mengalir ke ventrikel kanan, kemudian baru dipompa menuju ke paru-paru. Di paru-paru karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Darah yang mengandung oksigen ini masuk ke atrium kiri, lalu kemudian menuju ke ventrikel kiri.[34]
            Penanda molukuler telah berguna untuk menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut upaya konservasi dan biologi populasi pada berbagai jenis burung. DNA mitokondria adalah penanda genetic yang sangat penting digunakan di dalam mempelajari evolusi. Kekerabatan dan variasi genetic pada berbagai taxa hewan, dan juga sering digunakan untuk mengevaluasi diversitas genetic pada berbagai burung.[35]

V.      Alat dan Bahan                :
A.    Alat
1.      Nampan bedah
2.      Alat bedah
B.     Bahan
1.      Merpati
2.      Chloroform
3.      Eter

VI.        Cara Kerja                   :
1.      Burung dibis dengan digunakan chloroform atau eter, lalu selanjutnya diperhatikan bagian-bagiannya.
2.      Bulu yang terdapat pada burung dicabut sampai kelihatan bulu-bulu halus. Selanjutnya dicuci sampai bersih, lalu diletakkan burung tersebut di atas nampan bedah, kemudian kedua kaki dan sayap direntangkan lalu diikat dengan menggunakan benang. Dibuat toresan media di bagian kulit (daerah ventral) dari depan sampai mandibula. Dilepaskan kulit-kulit dari otot-otot supaya bisa dilihat carina sterni. Dilepaskan musculus dari orogonya dengan cara dibuat turisan sejajar dengan crista sterni di otot tersebut. Dibersihkan kedua musculus tersebut sehingga sternum terlihat lebih jelas, kemudian dibuka osternum tersebut dengan hati-hati agar organ yang terdapat di dalamnya tidak rusak. Dibuka terlebih dahulu otot erut dengan gunting dan diteruskan ke cranial sehingga tulang rusuk tidak terpotong. Dilepaskan persedian tulang dada dengan tulang humerus secara hati-hati, sehingga osternum terlepas.
3.      Digambar semua jeroan yang nampak, lalu diperhatikan bentuk dan warna, serta digambar susunan organisasi dari semua sistem yang ada.

VII.     Hasil Pengamatan        :
Gambar : Burung merpati
Keterangan


1.      Kepala
2.      Mata
3.      Nares
4.      Sayap
5.      Kaki
6.      Paruh
7.      Jari
8.      Ekor
                              





Gambar : Sistem respirasi
Keterangan


1.      Paru-paru
2.      Trakea
3.      Lubang hidung
4.      Kantong udara anterior
5.      Kantong udara posterior








Gambar : Sistem pencernaan
Keterangan


1.      Paruh
2.      Rongga mulut
3.      Kerongkongan
4.      Tembolok
5.      Hati
6.      Lambung kelenjar
7.      Empedal
8.      Usus halus
9.      Usus besar
10.  Kloaka



Gambar  : Sistem urinaria
Keterangan


1.      Ginjal
2.      Ureter
3.      Uretra
4.      Kloaka









Gambar         : Sistem reproduksi (jantan)
Keterangan


1.      Testis
2.      Ginjal
3.      Vasa deferens
4.      Usus
5.      Uretra
6.      Kloaka







Gambar : Sistem reproduksi (betina)
Keterangan


1.      Telur pada ovum
2.      Ovarium kiri
3.      Ovarium kanan
4.      Uretra
5.      Uterus
6.      Ginjal
7.      Kloaka





Gambar : Sistem Sirkulasi
Keterangan

















Gambar Pembanding
Gambar : Burung merpati
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum        : Chordata
Subfilum   : Vertebrata
Kelas         : Aves
Ordo         : Columbiformes
Famili       : Columbidae
Genus       : Columba
Spesies      : Columba livia
Gambar : Anatomi merpati
Gambar : Sistem pencernaan
Gambar : Sistem pernafasan
Gambar : Sistem Reproduksi


VIII.  Pembahasan                 :
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa aves merupakan hewan yang memiliki bulu hamper di seluruh bagian tubuhnya. Aves juga merupakan hewan ovivar atau bertelur, bernafas dengan menggunakan paru-paru. Selain itu, pada aves juga mempunyai sayap yang merupakan hasil modifikasi dari ekstremitas anterior. Pada aves juga mempunyai paruh dan tembolok.
Sistem otot pada burung merpati diantaranya adalah otot pektoralis atau otot dada yang dapat mengatur gerakan sayap, dan otot ini juga memberikan kepakan sayap yang kuat untuk terbang. Otot medialis (bawah) sampai pektoralis dinamakan otot supracoideus. Otot ini berfungsi pada saat burung mengangkat dan menggepakkan sayap. Otot-otot kulit dapat membantu burung pada saat terbang dengan menyesuaikan arah bulu yang melekat pada otot kulit dan membantu burung pada sat melakukan maneuver penerbangan. Otot pygostyle yang terletak pada bagian ekor yang berfungsi untuk mengontrol semua gerakan di bagian ekor.
Sistem pencernaan pada burung merpati dimulai dari paruh, yang berfungsi untuk mengambil makanan. Selanjutnya masuk ke dalam rongga mulut, lalu kemudian menuju ke kerongkongan. Pada bagian bawah kerongkongan terdapat tembolok, yang berfungsi untuk menyimpan makanan. Kemudian makanan baru masuk ke lambung kelenjar, yang berfungsi untuk mencerna makanan secara kimiawi. Selanjtnya masuk ke lambung pengunyah (enpedal), yang berfungsi untuk menghancurkan makanan. Selanjutnya makanan menuju ke usus halus, usus besar, rektrum, serta berakhir di kloaka. Usus halus pada burung merpati lebih besar dari pada usus besarnya.
Sistem pernafasan (respirasi) pada burung merpati dimulai dari lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh. Udara yang masuk kemudian menuju ke celah trakea yang terdapat pada dasar faring, yang menghubungkan trakea. Trakera panjang berupa pipa bertulang rawan dan berbentuk cincin, serta bercabang menjadi dua bagian pada bagian akhir trakea, yaitu yang disebut dengan bronkus kanan dan bronkus kiri. Di dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink, yang terhubung dengan paru-paru. Akan tetapi, pada saat terbang proses respirasi pada burung dibantu oleh kantong udara.
Sistem urinasi pada burung merpati dimulai dari ginjal, kemudian baru menuju ke ureter, lalu menuju ke vesica urinaria. Selanjutnya menuju ke uretra, serta berakhir di kloaka. Burung merpati mempunyai sepang ginjal yang bertipe metanefros. Ginjal pada burung merpati terletak di sebelah dorsal, serta ujungnya buntu dan menerima filtrate dari darah.
Sistem reproduksi pada burung merpati yang jantan memiliki sepasang testis yang berbentuk oval dan berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada testis yang sebelah kiri. Dari masing-masing testis berhubungan dengan saluran vasa deferens yang sejajar dngan ereter, kemudian baru menuju ke kloaka. Sedangkan pada burung merpati yang betina terdiri dari oviduct ovarium, tuba fallopi, osteum tuba, bursa fibri, serta berakhir di kloaka. Kloaka merupakan satu saluran dengan mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai sistem pencernaan, sistem ekskresi, serta sebagai sistem reproduksi.
Sistem peredaran darah (sirkulasi) pada burung merpati merupakan sistem peredaran darah tertutup. Darah yang dipompa oleh jantung yangkemudian dialirkan ke seluruh tubuh dan akan kembali lagi ke jantung melalui pembuluh darah. Jatung pada burung merpati terdiri dari 4 ruang, yairu 2 atrium (serambi), dan 2 ventrikel (bilik). Ventrikel pada burung merpati lebih tebal daripada atrium. Hal ini disebabkan karena ventrikel berfungsi sebagai alat untuk memompa darah.

IX.   Kesimpulan                     :
1.      Sitem percernaan pada burung merpati dimulai dari paruh → rongga mulut → kerongkongan → tembolok → lambung kelenjar → lambung pengunyah → usus halus → usus besar → rektrum → kloaka.
2.      Sistem pernafasan pada burung merpati dimulai dari lubang hidung → celah trakea → faring → trakea → bronkus → bronkiolus.
3.      Sistem urinasi pada burung merpati dimulai dari ginjal → ureter → vesica urinaria → uretra → kloaka.
4.      Burung merpati jantan mempunyai sepasang tertis yang berbebtuk oval, sedangkan burung merpati betina mempunyai ovum.
5.      Sistem peredaran darah pada burung merpati adalah sistem peredaran darah tertutup.



















DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Fahrudi, Setiawan, Dkk., “Sistem Cerdas Menghitung Sel Kulit Mati
Manusia degan Metode Improved Counting Morphology”, Jurnal EECCIS,
Vol. 7, No. 1, 2013.
Anis, Irmawati., “Penurunan Sensitivitas Rasa Manis Akibat Pemakaian Pasta Gigi
yang Mengandung Sodium Lauryl Sulphate 5%”, Jurnal PDGI, Vol. 68, No.
2, 2009.
Campbell, Dkk., Biologi Edisi Ke-5 Jilid 3, Jakarta: Erlangga, 2004.
Daniel, S. Wibowo., Anatomi Tubuh Manusia, Jakarta: Gramedia, 2004.
Dwi, Astuti., “Variasi Gen MitokondriaCytochrome b pada Dua Jenis Burung
Kakatua Putih (Cacatua alba dan Cacatua moluccensis)”, Jurnal Biologi
Indonesia, Vol. 7, No. 2, 2011.
Eva, Tyas, Utami, Dkk., “Efek Kondisi Hiperglikemik Terhadap Struktur Ovarium
dan Siklus Estrus Mencit”, Jurnal Ilm Dasar, Vol. 10, No. 2, 2009.
F. X. Sintawati., “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut
Masyarakat DKI Jakarta Tahun 2007”, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 8,
No. 1, 2007.
Gerrit, Bevelander., Dasar-Dasar Histoogi Edisi Ke-8, Jakarta: Erlangga, 2000.
Grean., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Tanggerang: Binarupa Aksara, 2002.
Harsa, Rusda, Dkk., “Hubungan Kadar Ft4 dengan Kejadian Tirotoksikosis
berdasarkan Penialian Indeks New Castle pada Wanita di Daerah Ekses
Yodium”, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 2, No. 2, 2013.
I. Ketut, Mudite, Adnyane., “Morfologi Kelenjar Ludah Kambing, Kucing dan Babi:
dengan Tinjauan Khusus pada Distribusi dan Kandungan Karbohidrat”,
Jurnal Kedokteran Hewan, Vol. 3, No. 2, 2009.
Ismail, Yasin., “Pencernaan Serat Kasar pada Ternak Unggas”, Jurnal Ilmiah, Vol.
21, no. 3, 2010.
Koes, Irianto., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Para medis, Bandung:
Yrama Widya, 2004.
Kiki, Nurtjahja, Dkk., “Identivikasi Jenis dan Jumlah Bakteri pada Pasien Mikosit
Kulit”, Jurnal Biologi Sumatra, Vol. 1, No. 1, 2006.
Mukayat, Djarubito, Brotowijoyo., Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1990.
Murat, Sajuti., Sistematika Vertebrata, bandung: Universitas Panjajaran, 2003.
Nurul, Fikri., Budidaya Ikan Nila, Jakarta: Erlangga, 2001.
Ridwan, Mohammad., Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis,Jakarta: Gramedia,
2001.
Slamet, Prawirohartono., Biologi Umum, Jakarta: Erlangga, 2002.
Sofian, Ahmad., Ilmu Uraian Tubuh Manusia, Jakarta: CV. Teragung, 2003.
Storer, I. Tracy., Dasar-Dasar Zoologi, Tanggerang: Binarupa Aksara, 2005.
Sugeng, Mashudi., Anatomi dan Fisiologi Dasar, Jakarta: Salemba Medika, 2011.
Syaifuddin., Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Jakarta:Widya Medika, 2000.
Teguh, Budipitojo, Dkk., “PengaruhPenangkaran Terhadap Profil Eritrosit Lumba-
lumba Hidung Botol dan Perairan Laut Jawa”, Jurnal Sains Veteriner, Vol.
30, No. 1, 2012.
Trijani, Suwandi., “Perwatan awal Penutupan Diastema Gigi Goyang pada
Penderita Periodontitis Kronis Dewasa”, Jurnal PDGI, Vol. 59, No. 1, 2010.
Villee, Walker, Barnes., Zoologi Umum Edisi Ke-6 Jilid I, Jakarta: Erlangga, 1984.




[1] Nurul, Fikri., Budidaya Ikan Nila (Jakarta: Erlangga, 2001), hal. 96.

[2] Murat, Sajuti., Sistematika Vertebrata (Bandung:Universitas Padjajaran, 2003), hal. 142.

[3] Storer., General Zoologi (United State America: Mc Grawn Hill Book Campany, 2009), hal. 123.
[4] Teguh, Budipitojo, Dkk., “Pengaruh Penangkaran Terhadap Profil Eritrosit Lumba-lumba Hidung Botol dari Perairan LautJawa’, Jurnal Sains Veteriner, Vol. 30, No. 1, 2012, hal. 52.

 [5] Eva, Tyas, Utami, Dkk., “Efek Kondisi Hiperglikemik Terhadap Struktur Ovariu dan Siklus Estrus Mencit”, Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 10, No. 2, hal. 219.

[6] Mukayat., Zoologi Dasar (Jakarta: Erlangga. 2000), hal. 194.

[7] Tracy., Dasar-Dasar Zoologi (Tangerang: Bina Rupa Aksara, 2000), hal. 529.  

[8] Helen Kurniati., Jenis-Jenis Kodok Di Taman Nasional Gunung Halimun”, Jurnal Fauna Indonesia, Vol. 6, No. 1, 2009, hal. 31-34.

[9] Harminto Sundowo., Biologi Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), hal. 112.

[10] Campbell., Biologi Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 286. 

[11] Ahmad, Fahrudi, Setiawan, Dkk., “Sistem Cerdas Menghitung Sel Kulit Mati Manusia dengan Metode Improved Counting Morphology”, Jurnal, EECCIS, Vol. 7, No. 1, 2013, hal. 28.

[12] Koes, Irianto., Sruktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis, (Bandung: Yrama Widya, 2004), hal. 233.

[13] Gerrit, Bevelander., Dasar-Dasar Histologi Edisi Ke-8, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal. 33.

[14] Villee, Walker, Barnes., Zoologi Umum Edisi Ke-6 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1984), hal. 59-60.

[15] Kiki, Nurtjahja, Dkk., “Identifikasi Jenis dan Jumlah Bakteri pada Pasien Mikosit Kulit”, Jurnal Biologi Sumatra, Vol. 1, No. 1, 2006, hal. 1.

[16] Gerrit, Bevelander., Dasar-Dasar Histologi Edisi Ke- 8, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal. 222.

[17] Don, W. Fawcett., Buku Ajar Histologi, (Jakarta: EGC, 2002), hal. 516.

[18] Syaifuddin., “Fungsi Sistem Tubuh Manusia, (Jakarta: Widya Medika, 2000), hal. 76.

[19] Trijani, Suwandi., “Perawartan Awal Penutupan Diastema Gigi Goyang pada Penderita Periodontitis Kronis Dewasa”, Jurnal PDGI, Vol. 59, No. 1, 2010, hal. 105.

[20] F. X. Sintawati., “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat DKI Jakarta Tahun 2007”, Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 8, No. 1, 2007, hal. 860.

[21] I, Ketut, Mudite, Adnyane., “Morfologi Kelenjar Ludah Kambing, Kucing dan Babi: dangan Tinjauan Khusus pada Distribusi dan Kandungan Karbohidrat”, Jurnal Kedokteran Hewan, Vol. 3, No. 2, 2009, hal. 191.

[22] Kus Irianto, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, (Bandung:Yrama Widya, 2007), hal. 173.


[23] Grean, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang: BinarupaAaksara, 2002), hal. 4.

[24] Daniel, S. Wibowo., Anatomi Tubuh Manusia, (Jakarta: Gramedia, 2004), hal. 92-93.

[25] Harsa, Rusda, Dkk., ‘”Hubungan Kadar Ft4 dengan Kejadian Tirotoksikosis berdasarkan Penilaian Indeks New Castle pada Wanita Dewasa di Daerah Ekses Yodium”, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 2, No. 2, 2013, hal. 85.
.
[26] Slamet, Prawirohartono., Biologi Umum. (Jakarta: Erlangga, 2002), hal. 163.

[27] Ridwan, Mohammad., Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. (Jakarta: Gramedia, 2001), hal. 48.

[28] Sofian, Ahmad., Ilmu Uraian Tubuh Manusia. (Jakarta: CV. Teragung, 2003), hal. 172.

[29] Anis, Irmawati., Penurunan Sentivitas rasa manis Akibat Pemakaian Pasta Gig Yang Mengandung Sodium Lauryl Sulphate 5%”, Jurnal PDGI, Vol. 68, No. 2, 2009, hal. 12.

 [30] Sugeng, Mashudi., Anatomi dan Fisiologi Dasar. (Jakarta: Salemba Medika, 2011), hal. 114-115.

[31] Ismail, Yasin., “Pencernaan Serat Kasar pada Ternak Unggas”, Jurnal Ilmiah, Vo. 21, No. 3, 2010, hal. 126.

[32] Storer, I. Tracy., Dasar-Dasar Zoologi, (Tangggerang: Binarupa Aksara, 2005), hal. 554.

[33] Mukayat, Djarubito, Brotowidjoyo., Zoolgi Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 331.

[34] Campbell, Dkk., Biologi Edisi Ke-5 Jilid 3, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 69.

[35] Dwi, Astuti., “Variasi Gen Mitokondria Cytochrome b pada Dua Jenis Burung Kakatua Putih (Cacatua alba dan Cacatua moluccensis)”, Jurnal, Biologi Indonesia, Vol. 7, No. 2, 2011, hal. 264.



Semoga bermanfaat :)