Rabu, 24 Desember 2014

Metabolisme Karbohidrat


Makalah
Fisiologi Hewan

Oleh : Kelompok II


INDRI YETTI / 281223093








FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2014/2015
KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah  ini diharapkan mampu membantu penulis dan mahasiswa lainnya dalam memperdalam mata kuliah “Fisiologi Hewan” dalam kegiatan belajar.
Kami berharap makalah ini dapat memenuhi persyaratan dan bisa diterima oleh masyarakat banyak. Meskipun makalah ini masih jauh dari suatu nilai kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kami dengan segenap kesadaran diri penulis sangat mengharapkan saran dan kritik para pembaca yang dapat membantu saya untuk lebih memahami pengkajian ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami, mahasiswa-mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Biologi dan pembaca umum lainnya. Amin.


Banda Aceh,  29 Oktober 2014
                                                                                            
                                                                                                      Wassalam
                                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1  Latar Belakang............................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3  Tujuan............................................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Anabolisme dan Katabolisme....................................................... 3
2.1.1 Anabolisme.......................................................................... 3
2.1.2 Katabolisme......................................................................... 3
Ø  Respirasi Aerob................................................................. 4
v  Glikolisis....................................................................... 4
v  Dekarboksilasi Oksidatif.............................................. 6
v  Siklus Krebs.................................................................. 7
v  Trasnpor Elektron......................................................... 9
Ø  Respirasi Anaerob............................................................. 12
v  Fermentasi Alkohol...................................................... 12
v  Fermentasi Asam Laktat............................................... 12
BAB III: PENUTUP........................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap mahluk hidup mempunyai sifat dan kebiasaan masing-masing. Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup. Di dalam makalah ini kami akan sedikit mambahas tentang bagaimana proses metabolisme yang tejadi pada hewan diantaranya anabolisme, katabolisme.
Anabolisme merupakan tahapan metabolisme, dimana molekul besar yang kompleks dibuat dari molekul yang kecil danj sederhana. Pada proses anabolisme membutuhkan energi, baik energi panas, cahaya atau energi kimia. Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana. Proses katabolisme di dalam sel membebaskan energi kimia, serta energi yang dibebaskan di dalam proses katabolisme ini akan dipergunakan di dalam proses anabolisme.
Proses glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup. Adapun enzim yang dibutuhkan untuk glikolisis juga terdapat di dalam sitosol. Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil energi akhir yang didapat adalah 2 ATP. Fermentasi asam laktat dimulai dari tahap glikolisis, kemudian proses ini dilanjutkan dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat.
Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar tahun 1930-an. Di dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1GTP, dan1 FADH, GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang dihasilakan satu molekul GTP setara dengan energi yang dihasilakn satu molekul ATP. Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus Krebs. Karena satu molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke silus Krebs.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari anabolisme?
2.      Apa pengertian dari katabolisme?
3.      Bagaimana proses glikolisis?
4.      Bagaimana proses dekarboksilasi oksidatif?
5.      Bagaimana proses siklus Krebs?
6.      Bagaimana proses transport elektron?
7.      Bagaimana proses fermentasi alkohol?
8.      Bagaimana proses fermentasi asam laktat?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengetian dari anabolisme.
2.      Untuk mengetahui pengertiaan dari katabolisme.
3.      Untuk mengetahui bagaimana proses glikolisis.
4.      Untuk mengetahui bagaimana proses dekarboksilasi oksidatif.
5.      Untuk mengetahui bagaiman proses siklus Krebs.
6.      Utntuk mengetahui bagaimana proses transport elektron.
7.      Untuk mengetahui bagaimana proses fermentasi alkohol.
8.      Untuk mengetahui bagaimana proses fermentasi asam laktat.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Anabolisme dan Katabolisme
2.1.1  Anabolisme
         Anabolisme merupakan tahapan metabolisme, dimana molekul besar yang kompleks dibuat dari molekul yang kecil dan sederhana. Proses pembentukan atau penyususnan senyawa organik sederhana menjadi senyawa kompleks. Pada proses anabolisme membutuhkan energi, baik energi panas, cahaya atau energi kimia.
         Proses anabolisme meliputi tiga tahapan dasar, yaitu pertama memproduksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida kedua adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP, serta ketiga menggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.
         Hasil reaksi anabolisme mengandung lebih banyak energi potensial daripada zat yang bereaksi. Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh. Adapun contoh dari anabolisme karbohidrat yaitu pembentukan glikogen dan glukosa.

2.1.2     Katabolisme
                    Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana. Dalam proses katabolisme terjadi pelepasan energi sebagai hasil pemecahan senyawa-senyawa organik kompleks tersebut. Proses katabolisme di dalam sel membebaskan energi kimia, serta energi yang dibebaskan di dalam proses katabolisme ini akan dipergunakan di dalam proses anabolisme. Adapun contoh dari proses katabolisme adalah respirasi seluler.
                    Respirasi seluler diartikan sebagai reaksi oksidasi molekul berenergi tinggi untuk melepaskan energinya. Respirasi seluler terjadi pada semua sel tubuh hewan maupun tumbuhan terutama di dalam mitokondria. Pada respirasi seluler, molekul glukosa (karbohidrat) dan bahan makanan lain diuraikan atau dipecah menjadi karbon dioksida (CO2), air (H2O), dan energi dalam bentuk ATP. Berdasarkan keterlibatan oksigen di dalam prosesnya, respirasi seluler terbagi menjadi repirasi aerob dan respirasi anaerob.
Ø  Respirasi Aerob
v Proses Glikolisis
               Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa pada tingkat sel. Proses glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup. Adapun enzim yang dibutuhkan untuk glikolisis juga terdapat di dalam sitosol. Pada tahap ini terjadi perubahan glukosa dengan 6 atom C, menjadi dua senyawa asam piruvat dengan 3 atom C, serta NADH dan ATP. Selama reaksi-reaksi glikolisis yang berurutan, banyak energi bebas yang diberikan oleh glokosa yang tersimpan dalam bentuk ATP. Tahap glikolisis belum membutuhkan oksigen.
               Sepanjang proses glikolisis ini akan terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-fosfat, Fruktosa 6-fosfat, Fruktosa 1,6-bisfosfat, Dihidroksi aseton fosfat, Gliseraldehid 3-fosfat, 1,3-Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan piruvat. Selain itu, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP dan NADH (di mana 1 NADH menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2 molekul NADH (6 molekul ATP) akan dihasilkan dan pada tahap awal proses ini memerlukan 2 molekul ATP. Sebagai hasil akhir, 8 molekul ATP akan terbentuk
Glikolisis yang terjadi atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua tahap:
1.      Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan dua molekul ATP.
2.      Gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP dan 2 molekul NADH.
Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil energi akhir yang didapat adalah 2 ATP.

v Proses Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung sedikit energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH. Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari vitamin B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil yang sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut.
Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul NADH. Dua asam piruvat hasil dari glikolisis ditransfortasikan dari sitoplasma ke dalam mitikondria, yang merupakan tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil ko-enzim A (asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koe-enzim A ini juga biasa disebut dengan tahap transisi atau reaksi dekarboksidasi oksidatif. Berikut ini adalah gambar bagaimana proses pengubahan satau asam piruvat menjadi asetil ko-enzim.
                            
       Bagan dekarboksilasi oksidatif asam piruvat
Kompleks senyawa asetil ko-enzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang dikenal juga sebagai siklus asam nitrat. Ko-enzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan turunan dari vitamin B.

v Siklus Krebs
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus krebs tersebut merupakan siklus yang terjadi setelah siklus glikolisis. Pada siklus Krebs, asam piruvat hasil dari glikolisis akan memasuki mitokondria.
Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar tahun 1930-an. Di dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1GTP, dan1 FADH, GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang dihasilakan satu molekul GTP setara dengan energi yang dihasilakn satu molekul ATP. Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus Krebs. Karena satu molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke silus Krebs.
Selain menghasilkan energi pada siklus Krebs, juga menghasilkan hidrogen yang direaksikan dengan oksigen membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti NADH dan FADH2dari glikolisis dan siklus Krebs, selanjutnya memasuki tahap transport electron untuk menghasilkan molekul berenergi siap pakai. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.


         
                                      Bagan siklus Krebs
              
Adapun tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:
1.      Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
2.      Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3.      Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.
4.      Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
5.      Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
6.      Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
v Transpor Elektron
Transpor elektron terjadi di membran dalam  mitokondria, tepatnya transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam  mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a. Rantai transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal.
                        Transport Elekron
1.      NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q.
2.      Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
3.      Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+.
4.      Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c.
5.      Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
6.      Sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan ini merupakan akhir dari rantai transpor elekton.
7.      Sitokrom a ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir electron.
8.      Setelah menerima elektron dari sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O).
Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat organik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada transpor elektron yang menghasilkan ATP. Mulai dari  reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH sebanyak 10 dan FADH2 2 molekul. Di dalam transpor elektron   kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut:
·         Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP
·         2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2.
Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil Glikolisis (2ATP) dan siklus Krebs (2 ATP), maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP. Dari satu molekul glukosa menghasilkan total 38 ATP. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP


Ø  Respirasi Anaerob
v  Proses Fermentasi Asam Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan tahun dalam pengolahan bahan makanan. Khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti dan minuman beralkohol. Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi alkohol. Organisme ini mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol (etanol).
            Bagan Fermentasi Alkohol
Proses fermentasi alkohol diawali dengan pemecahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Pada proses tersebut, dibentuk juga 2 ATP dan 2 NADH. Setiap asam piruvat diubah menjadi asetildehid dengan membebaskan CO2. Asetildehid diubah menjadi etanol dan NADH diubah menjadi NAD+ untuk selanjutnya digunakan dalam glikolisis kembali.
v  Proses Fermentasi Asam Laktat
               Proses fermentasi asam laktat adalah proses fermentasi glukosa yang menghasilkan asam laktat. Fermentasi asam laktat dimulai dari tahap glikolisis, kemudian proses ini dilanjutkan dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Di dalam proses fermentasi asam laktat, asam piruvat bereaksi secara langsung dengan NADH membentuk asam laktat.
               Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat. Pada otot proses ini dapat menyediakan energi yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi, penumpukan asam laktat berlebihan akan menyebabkan otot lelah. Asam laktat berlebih akan dibawa oleh darah menuju hati dan kemudian diubah kembali menjadi asam piruvat.
               Glukosa akan dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat melalui glikolisis, membentuk 2 ATP dan 2 NADH. NADH akan diubah kembali menjadi NAD+ pada saat pembentukan asam laktat dari asam piruvat. Fermentasi asam laktat tidak menghasilkan CO2, sama halnya dengan fermentasi alkohol.
              
                   Bagan fermentasi asam laktat
              











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.      Anabolisme merupakan tahapan metabolisme, dimana molekul besar yang kompleks dibuat dari molekul yang kecil danj sederhana. Pada proses anabolisme membutuhkan energi, baik energi panas, cahaya atau energi kimia.
2.      Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan anaboisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.
3.      Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana.
4.      Proses katabolisme di dalam sel membebaskan energi kimia, serta energi yang dibebaskan di dalam proses katabolisme ini akan dipergunakan di dalam proses anabolisme.
5.      Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa pada tingkat sel. Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil energi akhir yang didapat adalah 2 ATP.
6.      Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi DO sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.
7.      Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus krebs tersebut merupakan siklus yang terjadi setelah siklus glikolisis.
8.      Di dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1GTP, dan1 FADH, GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi.
9.      Selain menghasilkan energi pada siklus Krebs, juga menghasilkan hidrogen yang direaksikan dengan oksigen membentuk air. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
10.  Transpor elektron terjadi di membran dalam  mitokondria, tepatnya transpor elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam  mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs.
11.  Fermentasi alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan tahun dalam pengolahan bahan makanan.
12.  Proses fermentasi asam laktat adalah proses fermentasi glukosa yang menghasilkan asam laktat. Fermentasi asam laktat dimulai dari tahap glikolisis, kemudian proses ini dilanjutkan dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat.
13.  Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat.










DAFTAR PUSTAKA

Darmin Sumardjo, Pengantar Kimia, Jakarta: EGC, 2009.
Diah Aryulina, Dkk., Biologi, Jakarta: Erlangga, 2004.
Campbell., Biologi Edisi Ke-5 Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2002.
Ethel Sloane., Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta: EGC, 2003.
Fictor Ferdinand. P dan Moekti Ariebowo., Praktis Belajar Biologi, Jakarta: Visindo Media Persada, 2007.
John W. Kimball., Biologi Edisi Ke-5 Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 1983.
Oman Karmana., Cerdas Biologi, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007.
Rifky Firmansyah, Dkk., Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Bandung: Setia Purna Inves, 2007.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar