Metabolisme
Karbohidrat
Makalah
Fisiologi Hewan
Oleh : Kelompok II
INDRI YETTI / 281223093
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA
ACEH
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini diharapkan mampu membantu penulis dan
mahasiswa lainnya dalam memperdalam mata kuliah “Fisiologi Hewan”
dalam kegiatan belajar.
Kami
berharap makalah ini dapat memenuhi persyaratan dan bisa diterima oleh masyarakat
banyak. Meskipun makalah ini masih jauh
dari suatu nilai kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kami
dengan segenap kesadaran diri penulis sangat mengharapkan saran dan kritik para
pembaca yang dapat membantu saya untuk lebih
memahami pengkajian ini.
Akhir kata, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi kami, mahasiswa-mahasiswi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Biologi dan pembaca umum lainnya. Amin.
Banda Aceh, 29 Oktober
2014
Wassalam
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi...................................................................................................
iii
BAB I:
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II:
PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Anabolisme dan Katabolisme....................................................... 3
2.1.1 Anabolisme.......................................................................... 3
2.1.2 Katabolisme......................................................................... 3
Ø Respirasi Aerob................................................................. 4
v Glikolisis....................................................................... 4
v Dekarboksilasi Oksidatif.............................................. 6
v Siklus Krebs.................................................................. 7
v Trasnpor Elektron......................................................... 9
Ø Respirasi Anaerob............................................................. 12
v Fermentasi Alkohol...................................................... 12
v Fermentasi Asam Laktat............................................... 12
BAB III: PENUTUP........................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
mahluk hidup mempunyai sifat dan kebiasaan masing-masing. Salah satu ciri dari
mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah
proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup. Di dalam
makalah ini kami akan sedikit mambahas tentang bagaimana proses metabolisme yang
tejadi pada hewan diantaranya anabolisme, katabolisme.
Anabolisme merupakan tahapan metabolisme, dimana
molekul besar yang kompleks dibuat dari molekul yang kecil danj sederhana. Pada
proses anabolisme membutuhkan energi, baik energi panas, cahaya atau energi
kimia. Katabolisme adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik
kompleks menjadi senyawa sederhana. Proses katabolisme di dalam sel membebaskan
energi kimia, serta energi yang dibebaskan di dalam proses katabolisme ini akan
dipergunakan di dalam proses anabolisme.
Proses glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang
terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup. Adapun enzim yang dibutuhkan
untuk glikolisis juga terdapat di dalam sitosol. Pada tahap glikolisis
dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP digunakan
pada awal glikolisis maka hasil energi akhir yang didapat adalah 2 ATP.
Fermentasi asam laktat dimulai dari tahap glikolisis, kemudian proses ini
dilanjutkan dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Fermentasi asam
laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri
asam laktat.
Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs
pada sekitar tahun 1930-an. Di dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan
menghasilkan 4 NADH, 1GTP, dan1 FADH, GTP (guanin trifosfat) merupakan salah
satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi yang dihasilakan satu molekul GTP
setara dengan energi yang dihasilakn satu molekul ATP. Molekul CO2
juga dihasilkan dari siklus Krebs. Karena satu molekul glukosa dipecah menjadi
dua molekul asetil KoA dan masuk ke silus Krebs.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari anabolisme?
2. Apa
pengertian dari katabolisme?
3. Bagaimana
proses glikolisis?
4. Bagaimana
proses dekarboksilasi oksidatif?
5. Bagaimana
proses siklus Krebs?
6. Bagaimana
proses transport elektron?
7. Bagaimana
proses fermentasi alkohol?
8. Bagaimana
proses fermentasi asam laktat?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengetian dari anabolisme.
2. Untuk
mengetahui pengertiaan dari katabolisme.
3. Untuk
mengetahui bagaimana proses glikolisis.
4. Untuk
mengetahui bagaimana proses dekarboksilasi oksidatif.
5. Untuk
mengetahui bagaiman proses siklus Krebs.
6. Utntuk
mengetahui bagaimana proses transport elektron.
7. Untuk
mengetahui bagaimana proses fermentasi alkohol.
8. Untuk
mengetahui bagaimana proses fermentasi asam laktat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anabolisme dan Katabolisme
2.1.1 Anabolisme
Anabolisme merupakan tahapan
metabolisme, dimana molekul besar yang kompleks dibuat dari molekul yang kecil
dan sederhana. Proses pembentukan atau penyususnan senyawa organik sederhana
menjadi senyawa kompleks. Pada proses anabolisme membutuhkan energi, baik
energi panas, cahaya atau energi kimia.
Proses anabolisme meliputi tiga tahapan
dasar, yaitu pertama memproduksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida,
dan nukleotida
kedua adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif
menggunakan energi dari ATP, serta ketiga
menggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
polisakarida,
lemak,
dan asam nukleat. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan anabolisme yang
menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.
Hasil reaksi anabolisme mengandung
lebih banyak energi potensial daripada zat yang bereaksi. Hasil-hasil
anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen
dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam
nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid,
dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup,
baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih
cepat dari perombakannya, maka organisme
akan tumbuh. Adapun contoh dari anabolisme karbohidrat yaitu pembentukan
glikogen dan glukosa.
2.1.2 Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian
atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana. Dalam proses
katabolisme terjadi pelepasan energi sebagai hasil pemecahan senyawa-senyawa
organik kompleks tersebut. Proses katabolisme di dalam sel membebaskan energi
kimia, serta energi yang dibebaskan di dalam proses katabolisme ini akan
dipergunakan di dalam proses anabolisme. Adapun contoh dari proses katabolisme
adalah respirasi seluler.
Respirasi
seluler diartikan sebagai reaksi oksidasi molekul berenergi tinggi untuk
melepaskan energinya. Respirasi seluler terjadi pada semua sel tubuh hewan
maupun tumbuhan terutama di dalam mitokondria. Pada respirasi seluler, molekul
glukosa (karbohidrat) dan bahan makanan lain diuraikan atau dipecah menjadi
karbon dioksida (CO2), air (H2O), dan energi dalam bentuk
ATP. Berdasarkan keterlibatan oksigen di dalam prosesnya, respirasi seluler
terbagi menjadi repirasi aerob dan respirasi anaerob.
Ø Respirasi Aerob
v Proses Glikolisis
Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa pada
tingkat sel. Proses glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang
terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup. Adapun enzim yang dibutuhkan
untuk glikolisis juga terdapat di dalam sitosol. Pada tahap ini terjadi
perubahan glukosa dengan 6 atom C, menjadi dua senyawa asam piruvat dengan 3
atom C, serta NADH dan ATP. Selama reaksi-reaksi glikolisis yang berurutan,
banyak energi bebas yang diberikan oleh glokosa yang tersimpan dalam bentuk ATP.
Tahap glikolisis belum membutuhkan oksigen.
Sepanjang proses glikolisis ini
akan terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-fosfat, Fruktosa 6-fosfat,
Fruktosa 1,6-bisfosfat, Dihidroksi aseton fosfat, Gliseraldehid 3-fosfat,
1,3-Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan
piruvat. Selain itu, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP
dan NADH (di mana 1 NADH menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2
molekul NADH (6 molekul ATP) akan dihasilkan dan pada tahap awal proses ini
memerlukan 2 molekul ATP. Sebagai hasil akhir, 8 molekul ATP akan terbentuk
Glikolisis
yang terjadi atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua tahap:
1. Reaksi
penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan dua molekul ATP.
2. Gliseraldehid-3-fosfat
diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP dan 2 molekul
NADH.
Pada
tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun
karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil energi akhir yang
didapat adalah 2 ATP.
v Proses Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam
piruvat yang beratom 3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu
asetil koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat
DO) sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs.
Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul
oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya,
yaitu siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat
molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi.
Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan akan
meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs,
karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan
molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai
dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi
oksidatif.
Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi
glikolisis akan melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi
sempurna dan mengandung sedikit energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah
itu, 2 atom karbon yang tersisa dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat
(bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer
elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH. Kemudian, koenzim A (suatu
senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari vitamin B) diikat oleh asetat
dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil yang sangat reaktif,
yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk
proses oksidasi lebih lanjut.
Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa yang telah
menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2 molekul
NADH. Dua
asam piruvat hasil dari glikolisis ditransfortasikan dari sitoplasma ke dalam
mitikondria, yang merupakan tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam
piruvat sendiri tidak akan memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat
tersebut akan diubah menjadi asetil ko-enzim A (asetil koA). Tahap pengubahan
asam piruvat menjadi asetil koe-enzim A ini juga biasa disebut dengan tahap
transisi atau reaksi dekarboksidasi oksidatif. Berikut ini adalah gambar
bagaimana proses pengubahan satau asam piruvat menjadi asetil ko-enzim.
Bagan dekarboksilasi oksidatif asam
piruvat
Kompleks senyawa asetil
ko-enzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang dikenal juga
sebagai siklus asam nitrat. Ko-enzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan
turunan dari vitamin B.
v Siklus Krebs
Daur
Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus krebs
tersebut merupakan siklus yang terjadi setelah siklus glikolisis. Pada siklus
Krebs, asam piruvat hasil dari glikolisis akan memasuki mitokondria.
Siklus
Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar tahun 1930-an. Di
dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1GTP,
dan1 FADH, GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi
tinggi. Energi yang dihasilakan satu molekul GTP setara dengan energi yang
dihasilakn satu molekul ATP. Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus
Krebs. Karena satu molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asetil KoA dan
masuk ke silus Krebs.
Selain
menghasilkan energi pada siklus Krebs, juga menghasilkan hidrogen yang
direaksikan dengan oksigen membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron
seperti NADH dan FADH2dari glikolisis dan siklus Krebs, selanjutnya
memasuki tahap transport electron untuk menghasilkan molekul berenergi siap
pakai. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk
pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga,
siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
Bagan
siklus Krebs
Adapun tahapan siklus
krebs adalah sebagai berikut:
1. Asam
piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah
bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau
Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan.
Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
2. Reaksi
antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3. Asam
sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan
membebaskan CO2.
4. Peristiwa
berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi
dengan NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi
dengan ADP dan asam fosfat anorganik.
5. Asam
suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine
Dinucleotida) dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2.
6. Asam
malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C)
dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil
ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
v Transpor Elektron
Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, tepatnya transpor elektron
berlangsung pada krista (membran dalam) dalam
mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH
dan FADH2, yang dihasilkan pada reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
dan siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul
oksigen, koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a. Rantai
transpor elektron adalah tahapan terakhir dari reaksi respirasi aerob. Transpor
elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi
terminal.
Transport Elekron
1. NADH dan FADH2 mengalami oksidasi,
dan elektron berenergi tinggi yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer
ke koenzim Q.
2. Energi yang dihasilkan ketika NADH
dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat
anorganik menjadi ATP.
3. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh
sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+.
4. Setelah itu sitokrom b dioksidasi
oleh sitokrom c.
5. Energi yang dihasilkan dari proses
oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk
menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
6. Sitokrom c mereduksi sitokrom a, dan
ini merupakan akhir dari rantai transpor elekton.
7. Sitokrom a ini kemudian akan
dioksidasi oleh sebuah atom oksigen, yang merupakan zat yang paling
elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor terakhir electron.
8. Setelah menerima elektron dari
sitokrom a, oksigen ini kemudian bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari
oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O).
Oksidasi yang terakhir ini lagi-lagi
menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus
fosfat organik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada
transpor elektron yang menghasilkan ATP. Mulai dari reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah
dihasilkan NADH sebanyak 10 dan FADH2 2 molekul. Di dalam transpor
elektron kesepuluh molekul NADH dan
kedua molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut:
·
Setiap
oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP
·
2
ATP untuk setiap oksidasi FADH2.
Jadi,
dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil
Glikolisis (2ATP) dan siklus Krebs (2 ATP), maka secara keseluruhan reaksi
respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP. Dari satu molekul glukosa
menghasilkan total 38 ATP. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan
transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP
Ø Respirasi Anaerob
v Proses Fermentasi Asam Alkohol
Fermentasi
alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan
tahun dalam pengolahan bahan makanan. Khamir banyak digunakan dalam pembuatan
roti dan minuman beralkohol. Beberapa organisme seperti khamir
(Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi alkohol. Organisme ini
mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol (etanol).
Bagan Fermentasi Alkohol
Proses
fermentasi alkohol diawali dengan pemecahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul
asam piruvat. Pada proses tersebut, dibentuk juga 2 ATP dan 2 NADH. Setiap asam
piruvat diubah menjadi asetildehid dengan membebaskan CO2.
Asetildehid diubah menjadi etanol dan NADH diubah menjadi NAD+ untuk
selanjutnya digunakan dalam glikolisis kembali.
v Proses Fermentasi Asam Laktat
Proses fermentasi asam laktat
adalah proses fermentasi glukosa yang menghasilkan asam laktat. Fermentasi asam
laktat dimulai dari tahap glikolisis, kemudian proses ini dilanjutkan dengan
perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Di dalam proses fermentasi asam
laktat, asam piruvat bereaksi secara langsung dengan NADH membentuk asam
laktat.
Fermentasi asam laktat dilakukan
oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat.
Pada otot proses ini dapat menyediakan energi yang dibutuhkan secara cepat.
Akan tetapi, penumpukan asam laktat berlebihan akan menyebabkan otot lelah.
Asam laktat berlebih akan dibawa oleh darah menuju hati dan kemudian diubah
kembali menjadi asam piruvat.
Glukosa akan dipecah menjadi 2
molekul asam piruvat melalui glikolisis, membentuk 2 ATP dan 2 NADH. NADH akan
diubah kembali menjadi NAD+ pada saat pembentukan asam laktat dari
asam piruvat. Fermentasi asam laktat tidak menghasilkan CO2, sama
halnya dengan fermentasi alkohol.
Bagan fermentasi asam laktat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Anabolisme
merupakan tahapan metabolisme, dimana molekul besar yang kompleks dibuat dari
molekul yang kecil danj sederhana. Pada proses anabolisme membutuhkan energi,
baik energi panas, cahaya atau energi kimia.
2. Anabolisme
yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan anaboisme yang
menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.
3. Katabolisme
adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi
senyawa sederhana.
4. Proses
katabolisme di dalam sel membebaskan energi kimia, serta energi yang dibebaskan
di dalam proses katabolisme ini akan dipergunakan di dalam proses anabolisme.
5. Glikolisis
adalah proses pemecahan glukosa pada
tingkat sel. Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam
bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2 ATP digunakan pada awal glikolisis
maka hasil energi akhir yang didapat adalah 2 ATP.
6. Dekarboksilasi
oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C menjadi
senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Reaksi DO sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus
Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria.
7. Daur
Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus krebs
tersebut merupakan siklus yang terjadi setelah siklus glikolisis.
8. Di
dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1GTP,
dan1 FADH, GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi
tinggi.
9. Selain
menghasilkan energi pada siklus Krebs, juga menghasilkan hidrogen yang
direaksikan dengan oksigen membentuk air. Siklus krebs diawali dengan adanya 2
molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma
masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam mitokondria.
10. Transpor
elektron terjadi di membran dalam
mitokondria, tepatnya transpor elektron berlangsung pada krista (membran
dalam) dalam mitokondria. Molekul yang
berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan pada
reaksi glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus Krebs.
11. Fermentasi
alkohol merupakan jenis fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan
tahun dalam pengolahan bahan makanan.
12. Proses
fermentasi asam laktat adalah proses fermentasi glukosa yang menghasilkan asam
laktat. Fermentasi asam laktat dimulai dari tahap glikolisis, kemudian proses
ini dilanjutkan dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat.
13. Fermentasi
asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya, serta beberapa
bakteri asam laktat.
DAFTAR PUSTAKA
Darmin
Sumardjo, Pengantar Kimia, Jakarta:
EGC, 2009.
Diah
Aryulina, Dkk., Biologi, Jakarta:
Erlangga, 2004.
Campbell.,
Biologi Edisi Ke-5 Jilid 1, Jakarta:
Erlangga, 2002.
Ethel
Sloane., Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula, Jakarta: EGC, 2003.
Fictor Ferdinand. P dan Moekti
Ariebowo., Praktis Belajar Biologi,
Jakarta: Visindo Media Persada, 2007.
John
W. Kimball., Biologi Edisi Ke-5 Jilid 1,
Jakarta: Erlangga, 1983.
Oman
Karmana., Cerdas Biologi, Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2007.
Rifky Firmansyah, Dkk., Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Bandung: Setia Purna Inves, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar